Laman

Minggu, 23 Oktober 2011

Pengelolahan Persampahan

Pengolahan Sampah


 Sampah adalah segala buangan yang biasanya yang timbul akibat aktiitas manusia dan hewan yang biasanya berupa padatan yang dianggap tidak berguna atau tidak diinginkan lagi (Tcobanoglous, 1993).
Sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak disenangi atau dibuang, sisa aktifitas kelangsungan hidup manusia (ilmu kesehatan lingkungan).
Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat antara lain dengan cara pengomposan, pengeringan, dan pendaur ulangan.
  Sampah merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks an sangat luas saat ini. Tidak hanya terjadi di daerah pemukiman saja melainkan dapat terjadi di kawasan yang mempunyai penghuni yang sangat padat.

Kegiatan yang berhubungan dengan penanganan sampah disumbernya, penyimpanan, pengumpulan, transfer/transport, proses dan penyingkiran, dengan memperhatikan aspek-aspek :
Kesehatan masyarakat
Ekonomi - sosial
Teknologi
Estetika
Pengolahan sampah yang efektif adalah sinergi dari semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Hal ini untuk mengurangi permasalahan sampah yang kian menggunung serta keterbatasan ruang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari penghematan hingga daur ulang, tapi tetap saja sampah menggunung.
  Ada usaha alternatif dan kreatif yang bisa sedikit mengurangi persoalan sampah. Hal ini muncul dari bagaimana mengolah sampah agar menjadi uang. Persoalan sampah ini menjadi celah usaha yang menguntungkan.


A. Estimasi Timbulan


Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan per orang/hr dalam satuan volume maupun berat.



B.  Pewadahan

Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual atau komunal.

Perencanaan perbaikan sistem perwadahan
a.  Jenis wadah berdasarkan penempatannya
b.  Jenis wadah berdasarkan mekanisme penggunaannya
c.  Kapasitas dan jumlah wadah, antara lain:


         1. Ruangan (jumlah timbulan sampah)
Dengan menggunakan wadah yang mempunyai kapasitas tapung maksimal  yang cukup untuk menampung sampah yang ada di ruangan.
          2. Gedung
Jumlah wadah yang digunakan , banyaknya sabanding dengan Ruangan yang berada didalam gedung.
  3. Kawasan Umum
Jumlah wadah yang di gunakan untuk pengumpulan sampah setiap per  m3.


C
.  Pengumpulan


Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara mengumpulkan dari masing - masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan.

Perencanaan sistem pengumpulan
a.  Pola Pengumpulan
Pengumpulan sampah dilaksanakan dengan program dan alat yang tepat untuk peroses pengumpulan sampah pada suatu daerah tertentu. Agar  tidak mengganggu proses pengumpulan sampah dan juga aktivitas lain

b.  Dimensi

  Dimensi yang dimaksudkan merupakan kapasitas optimum alat yang digunakan untuk proses pengumpulan sampah, yang berupa Volume total, tinggi, panjang, dan lebar.
c.  Rute pengumpulan
  Perencanaan dalam penentuan jalur/rute pengumpulan sampah menuju TPA yang disesuaikan dengan tempat atau lok-blok yang telah direncanakan, sesuai dengan letak sumber  sampah.
 
  Sumber Sampah:
Permukiman
Perdagangan / komersial
Industri
Pertanian
Pengolahan limbah

D.  Penyimpanan Sementara
Penyimpanan sementara merupakan wadah atau tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah sebelum dikirim ke TPA.







Selasa, 16 Agustus 2011

FITOREMEDIASI


Phyto asal kata Yunani/ greek “phyton” yang berarti tumbuhan/tanaman (plant), Remediation asal kata latin remediare ( to remedy) yaitu memperbaiki/ menyembuhkan atau membersihkan sesuatu.
Jadi Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana tanaman tertentu yang  bekerjasama dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/pollutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.

          - Cara berlangsungnya proses Fitoremediasi

          Proses dalam sistim ini berlangsung secara alami dengan enam tahap proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/ pencemar yang berada disekitarnya.

a.  Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi disekitar akar tumbuhan. Proses ini disebut juga Hyperacumulation
b.  Rhizofiltration (rhizo= akar) adalah proses adsorpsi atau pengedapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar. Percobaan untuk proses ini dilakukan dengan menanam bunga matahari pada kolam mengandung radio aktif untuk suatu test di Chernobyl, Ukraina.
c.   Phytostabilization yaitu penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil ) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media.
d.          Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or plented-assisted bioremidiation degradation, yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas
microba yang berada disekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bacteri.
e.   Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan dengan susunan molekul yang lebih sederhan yang dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun , batang, akar atau diluar sekitar akar dengan bantuan enzyme yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzyme berupa bahan kimia yang mempercepat proses proses degradasi.
f. Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke admosfir. Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter perhari untuk setiap batang.

Jenis-jenis tanaman yang sering digunakan adalah: Anturium Merah/ Kuning, Alamanda Kuning/ Ungu, Akar Wangi, Bambu Air, Cana Presiden Merah/Kuning/ Putih, Dahlia, Dracenia Merah/ Hijau, Heleconia Kuning/ Merah, Jaka, Keladi Loreng/Sente/ Hitam, Kenyeri Merah/ Putih, Lotus Kuning/ Merah, Onje Merah, Pacing Merah/ Mutih, Padi-padian, Papirus, Pisang Mas, Ponaderia, Sempol Merah/Putih, Spider Lili, dll.

Ramdhan Future: MIKROORGANISME PATOGEN DI LINGKUNGAN

Ramdhan Future: MIKROORGANISME PATOGEN DI LINGKUNGAN: "M IKROORGANISME PATOGEN DI LINGKUNGAN Di dalam lingkungan ada tiga unsur penting yang mendukung kihidupan mansia yaitu air, makanan..."

MIKROORGANISME PATOGEN DI LINGKUNGAN


MIKROORGANISME PATOGEN DI LINGKUNGAN


Di dalam lingkungan ada tiga unsur penting yang mendukung kihidupan mansia yaitu air, makanan, dan udara. Tetapi ketiga unsure tersebut merupakan media penyebaran mikroorganisme pathogen serta bahan kimia yang beacun yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia. Untuk itu, perlu adanya teknologi yang melindungi masyarakat yang dapat mencegah terkontaminasinya system pendukung kehidupan dengan organism dam bahan-bahan yang berbahaya.
Oleh kerena itu, diperlukanya teknologi pengendalian polusi yang memahami tentang proses dan kehidupan mikroorganisme. Pentingnya pemahaman untuk merencanakan dan menerapkan teknik-teknik untuk mendeteksi dan menghancurkan mikroorganisme yang pathogen di dalam lingkugan. Mikroorganisme pathogen tersebut dapat mengancurkan sumber bahan makanan yang dapat menyerang tanaman dan hewan.
Di dalam penyediaan pasokan air yang aman, untuk mengontrol agar tidak terjadinya penyebaran penyakit yang di akibatkan dari pembuangan limbah yang akan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Untuk itu harus ada teknologi guna mengontrol pencegahan penyakit. Infeksi penyakit dapat menular melalui beberapa hal, yaitu:
1.     Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan bakteri pathogen;
2.     Inhalasi pathogen;
3.     Transmisi oleh factor hewan.



Senin, 08 Agustus 2011